Sistematika Baca

Tingkah polah membaca saya ternyata diamati juga oleh beberapa sahabat dekat. ”Nyeleneh dan nggak sistematis”, kata mereka. Alih – alih berkutat pada text book ekonomi manajemen yang memang ’seharusnya’ saya geluti, waktu luang saya lebih sering terisi dengan bacaan (novel terutama) tentang agama, alkemis (perpaduan dari ilmu kimia, botani, kedokteran, astronomi dan astrologi. Ilmu ini mempunyai sejarah yang panjang di Yunani dan Cina Kuno, dan terdapat banyak pendapat yang mengatakan bahwa ilmu ini adalah dasar dari ilmu kimia modern), sejarah, teori evolusi, mekanika kuantum dan segala tetek bengek tentang pengetahuan murni.

Hmm, mungkin memang nggak sistematis. Mungkin juga terkesan melompat – lompat dari satu pohon ilmu ke pohon ilmu lain. Apalagi untuk ukuran orang tipe macam saya ini, yang biasanya berpikir secara rasional, rapi jali, program setiap hari tertata jadi, dan kadangkala selalu berpikir beberapa langkah ke depan ala pemain catur, hehehe... Jadi berasa sangat wajar komentar sahabat – sahabat saya itu.

Well, membaca itu semua, meski kadang menghabiskan banyak waktu seorang diri berhadapan dengan halaman – halaman yang membingungkan, bagi saya adalah proses kolaborasi. Dalam hal ini, (tentunya menurut saya lagi) agama dan sains jadi bagian penting yang ikut andil didalamnya, sehingga semua pembahasan tentang mekanika kuantum, intelligent design (konsep bahwa sifat sifat tertentu dari alam semesta dan makhluk hidup niscaya dijelaskan dengan suatu sebab yang rasional, bukan proses kebetulan seperti seleksi alam) dan teori evolusi pun harus didasarkan pada fakta yang jelas dan keyakinan pada agama tentunya.

Yaarggh, ini nikmatnya membaca sesuatu tanpa jadi terkungkung. Bebas memanjat satu per satu pohon ilmu, duduk di cabangnya sekian waktu, untuk kemudian berpindah ke pohon yang lain. Terkadang masuk dalam sekelompok pohon untuk melihat ada tidaknya hubungan famili antara satu dengan yang lainnya. Untuk kemudian terduduk di gerumbul demi mengumpulkan apa yang sudah diperoleh.

Mungkin bagi sebagian besar orang, apa yang saya lakukan ini kurang atau bahkan nggak sistematis. Tapi saya tidak merasa menjadi ’kurang kerjaan’ dengan membaca ini semua. Sungguh, saya sangat menyukai bacaan - bacaan ini... Saya pun juga tidak merasa tergoyahkan keyakinan saya pada Allah dan Qur’an hanya lantaran membaca teori evolusi (yang seringkali menjadi pertentangan pemikiran antara sains dan agama). Toh dengan membaca ini semua, sedikit banyak bisalah membantu memperluas cakrawala saya yang masih sangatlah sempit ini. Ada makna baru yang selalu saja saya peroleh, tersirat dari setiap kalimat yang terbaca, mengisi relung – relung di memori otak saya, jiwa saya, untuk menyadari bahwa hidup yang diberikan oleh Yang Maha Memberi ini sangatlah luar biasa. Misteri berpetualang di setiap lembar halaman demi halaman sebuah buku, membuat saya semakin yakin, Allah Maha Besar..

Well, hidup memang sangat sarat dengan misteri bukan?
Yang lebih tak terduga dari fiksi mana pun

Comments

Herman Hidayat said…
ah, seneng juga bahwa aku tidak sendirian sebagai pembaca [dan sekaligus pencatat] yang "nyeleneh dan nggak sistematis".

ada fa di sini :)

Popular Posts