Sahabat

Beberapa hari lalu, dalam satu obrolan lewat tengah malam dengan seorang sahabat, kami mencoba menelisik apa yang mengkualifikasi sebuah pertemanan sebagai satu persahabatan. Satu hipotesa yang sempat terlontar adalah bahwa sebuah persahabatan semestinya dapat mengantar pasangan-pasangan sahabat itu mendekat pada Allah, bukan melulu mengikat dua orang untuk jadi lebih dekat.

Well, menurut saya benar bila dikatakan menjadi seorang sahabat bukan cuma mengusahakan kenyamanan semata, namun juga saling mengingatkan akan panggilan Yang Maha Kuasa .. persahabatan yang menjadi lentera dalam kehidupan kita, saling membantu dalam kebaikan. Benar pula lagu abg jaman sekarang yang bilang kalo persahabatan itu seperti kepompong, jadi mediator dari ulat untuk berubah jadi kupu – kupu. Ya intinya mengantar hubungan persahabatan menuju kebaikan, dan pastinya bukan sebaliknya, hehehe. Kalo ada orang bersahabat yang malah turun pangkat dari kupu menjadi ulat, tentunya harus ditelaah ulang dong, jangan – jangan salah satu atau bahkan keduanya nggak tulus tuh.. Coz menurut ’hukum yang berlaku’, semestinya ketulusan tentunya akan membawa kita menjadi lebih baik, sehingga sebaliknya ketidaktulusan, tentunya juga akan membawa kita dalam kondisi yang tidak lebih baik, bukan?!

Sebagai manusia, kita terdiri dari tubuh, jiwa, roh, tanah, dan air, dengan impian, fantasi, rasa kurang, bangga, hasrat punya harga diri, nafsu untuk jadi kaya dan bermartabat atau jadi orang sederhana saja. Kita manusia yang pandai mengekspresikan kebaikan hati, kepintaran, tapi juga ketololan dan kekejian. Kita menyimpan kekuatan otot dan juga rasa sakit dari cacingan sampai dengan flu burung. Kita bukan peri. Karena itulah persahabatan ada, membantu menyeimbangkan segala sesuatunya, membantu kita untuk berbuat lebih baik dari sebelumnya, saling mengingatkan akan kebesaranNYA, saling bersyukur atas setiap detik, menit, waktu yang sudah diberikan Yang Maha Besar pada kita..

Comments

Popular Posts