Kata-kata
Kata-kata terkadang tidak mempunyai makna untuk menjelaskan perasaan, manusia boleh membentuk seribu kata-kata dan seribu bahasa, tetapi kata-kata bukanlah bukti unggulnya sebuah perasaan.
Tapi sahabatku,
meskipun mungkin kata-kata yang teruntai dalam kalimat tak bisa sepenuhnya mewakili perasaan manusia, bukankah kedalaman kata-kata tetap bisa dimengerti mereka yangg dilembutkan oleh Allah hatinya, hingga mereka hanya berkata kata yang baik dan kata-kata mereka menjadi untaian doa atas umat yang menggetarkan arsy Allah?
Karena kata-kata adalah salah satu dalih/alat dari apa yang diungkapkan manusia dalam benaknya,
Jika tanpa kata-kata dapat membawa saya untuk memposting di blog ini, apalah perlunya kata-kata itu (itu benar). Orang gila terkadang menyampaikan penggalan katanya dengan benar, tapi akan sangat mustahil berniat dan bersikap benar.
Ada orang bijak yang mengucapkan: "jika diam itu emas dan kata-kata adalah perak, maka berkata-kata pada situasi yang tepat adalah berliannya (sikap). Finalnya adalah sikap, karena pengucap dan pendengar adalah sama tak bernilainya jika tidak bersikap dengan benar. Sikaplah neraca yang menimbang keduanya dengan benar (esensi dan dalih/niat dan kata-kata itu menjadi seimbang atau tidak).
Bukankah kesempurnaan Rasulullah adalah karena ketahuannya dalam bersikap, dan kata-kata yang diucapkannya adalah seberat niatnya??
Tapi sahabatku,
meskipun mungkin kata-kata yang teruntai dalam kalimat tak bisa sepenuhnya mewakili perasaan manusia, bukankah kedalaman kata-kata tetap bisa dimengerti mereka yangg dilembutkan oleh Allah hatinya, hingga mereka hanya berkata kata yang baik dan kata-kata mereka menjadi untaian doa atas umat yang menggetarkan arsy Allah?
Karena kata-kata adalah salah satu dalih/alat dari apa yang diungkapkan manusia dalam benaknya,
Jika tanpa kata-kata dapat membawa saya untuk memposting di blog ini, apalah perlunya kata-kata itu (itu benar). Orang gila terkadang menyampaikan penggalan katanya dengan benar, tapi akan sangat mustahil berniat dan bersikap benar.
Ada orang bijak yang mengucapkan: "jika diam itu emas dan kata-kata adalah perak, maka berkata-kata pada situasi yang tepat adalah berliannya (sikap). Finalnya adalah sikap, karena pengucap dan pendengar adalah sama tak bernilainya jika tidak bersikap dengan benar. Sikaplah neraca yang menimbang keduanya dengan benar (esensi dan dalih/niat dan kata-kata itu menjadi seimbang atau tidak).
Bukankah kesempurnaan Rasulullah adalah karena ketahuannya dalam bersikap, dan kata-kata yang diucapkannya adalah seberat niatnya??
Comments