Percayalah, sahabat

Mengapa kau masih saja bertanya di mana aku?

Dengar, aku masih saja terus berlari di antara kalimat-kalimat yang tak pernah sampai padamu...

Percayalah, kali ini aku berjanji sesuatu yang lebih penting.. Dengarlah dulu.. Jika kau ingin menghapus semua tentangku, lakukan sesukamu kecuali catatan ini. Remuk redamkan semua goresan dan memorimu tentangku, kecuali apa yang kutulis malam ini.

Aku mencintaimu. Aku mencintai kalian. Dan cintaku ini terbit dari hati yang dibelai ukhuwah karena Allah. Rabb yang menebarkan cinta kasih semau-Nya. Menghiasinya dalam hati setiap manusia, atau Mencabutnya. Karena itulah aku ingin menularkan kebahagiaanku untukmu khususnya, dan untuk setiap orang umumnya. Iya, kepada setiap orang, walau dengan sesuatu yang mungkin sangat kecil. Tak berarti bagi sebagian orang. Tapi setidaknya aku bahagia karena aku telah berusaha untuk berbuat.

Aku berjanji akan menularkan kebahagiaan ini kepadamu. Tentu saja jika kau mau. Sebab pada kenyataannya banyak orang yang tidak ingin ditularkan kebahagiaan. Ia menutup diri dari kebahagiaan hanya karena sebuah kehilangan kecil, kesulitan yang sementara, dan ujian yang remeh. Dia membentengi dirinya dari kedamaian dengan pikiran-pikiran yang dipagari tembok tebal kepicikan dan pandangan negatif kepada hampir setiap orang dan setiap persoalan.

Sahabat, aku ingin kau selalu ingat, bahwa demi Allah, jika seseorang terlalu sibuk menilai dan menghakimi sesuatu atau seorang, dia tidak akan pernah sempat menyayanginya, mengambil kebaikan darinya, mempelajari hikmah yang berharga darinya, dan berbahagia.

Ikutilah jalan kehidupan yang berliku ini dengan satu keyakinan: sumber kebahagiaanmu ada pada keimananmu, dan keimananmu ada di dalam hati. Kau tahu artinya? Tak ada seorangpun yang bisa mengambilnya darimu.

Aku bersungguh-sungguh mencintaimu dan mencintai kalian, sahabat. Dan tidak ada yang paling membahagiakanku, kecuali jika kau turut berbahagia bersamaku.

Comments

Popular Posts