Mak Ruk

Rukini. Empat puluh lima tahun.
Biasa dipanggil Mak Ruk.

Sebelumnya saya nggak kenal Mak Ruk secara pribadi. Mak Ruk ini juga nggak kenal saya. Sampai akhirnyadipertemukan ketika saya menginterview karyawan yg akan dijadikan role mode service excellence di perusahaan tempatnya bekerja.

Mak Ruk, lulusan SMP. Ibu dua anak. Petugas kebersihan di sebuah rumah sakit swasta besar di Semarang. Ceria. Ceplas-ceplos.

Konon menurut ceritanya, Mak Ruk sudah bekerja selama dua puluh lima tahun. Ketika ditanya kenapa tidak pindah di bagian lain yang lebih tinggi statusnya (perawat misalnya), dengan tergelak menjawab, "lha saya cuma lulusan SMP kok mbak".

Bekerja selepas subuh. Ramah. Antusias.

"Saya tulang punggung keluarga, mba. Suami saya kena PHK dan sekarang cuma karyawan bengkel tanpa penghasilan tetap. Anak saya dua dan masih sekolah. Niat saya satu, hidup untuk keluarga. Itu yang membuat saya enjoy setiap bertemu dengan pasien dan keluarganya".


Mak Ruk, wanita paruh baya,

Berpenghasilan bersih satu juta dua ribu lima ratus rupiah per bulan. Energik. Berpikir memberi kontribusi ke komunitas yang lebih luas (dibanding kontribusi ke kantong sendiri).

Mak Ruk. Pekerja kelas bawah.
Dengan kemampuan membebaskan diri dari belenggu kepentingan sempit seketika.

Bravo Mak Ruk!

Comments

Popular Posts